Rabu, 08 November 2017

Perbandingan Manajemen Laboratorium dan Good Laboratory Practice (GLP)

Perbandingan Manajemen Laboratorium dan Good Laboratory Practice (GLP)

Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.
Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih efektif bilamana dalam struktur organisasi laboratorium didukung oleh Board of Management yang berfungsi sebagai pengarah dan penasehat. Board of Management terdiri atas para senior/profesor yang mempunyai kompetensi dengan kegiatan laboratorium yang bersangkutan. Bagi perguruan tinngi yang bermutu, laboratorium menjadi bagian yang dikedepankan. Manajemen laboratorium, dalam hal ini manajemen mutu, harus didesain untuk selalu memperbaiki efektifitas dan efisiensi kerjanya, disamping harus mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan manajemennya adalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan penggunaan laboratorium.
Dalam manajemen Sumber Daya Manusia, terdapat seseorang laboran yang bertugas untuk menjaga dan memelihara laboratorium dan mengawasi jalannya praktikum atau penelitian. Kegiatan laboratorium harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu pertama mengetahui prosedur yang benar tentang pengoperasian alat dan mampu mengoperasikan semua peralatan yang ada di laboratorium. Ke-dua, mengetahui cara-cara penyimpanan bahan-bahan kimia sesuai dengan MSDS (Material Safety Data Sheet). Ke-tiga, Mengetahui sumber-sumber bahaya yang ada di laboratorium dan mampu melakukan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan di laboratorium. Ke-empat, bertanggung jawab terhadap stok peralatan dan bahan yang ada di laboratorium. Ke-lima, mampu membuat larutan standar dan bisa melakukan pengenceran bahan.

Dalam manajemen Sarana Prasarana, terdapat penataan laboratorium yang meliputi penataan peralatan dan bahan harus teridentifikasi secara baik. Diantaranya adalah  almari (tempat peralatan) harus dilengkapi dengan daftar alat yang tersimpan didalamnya; setiap wadah bahan kimia harus dilengkapi dengan label karakteristik bahan; penempatan bahan harus terklasifikasi sesuai tingkat bahayanya dan rak penyimpanan bahan dilengkapi dengan label tanda bahaya.
Dalam manajemen Penggunaan Laboratorium, setiap penggunaan laboratorium baik untuk praktikum maupun penelitian harus menyerahkan terlebih dahulu jadwal penggunaannya sehingga tidak terjadi tumpang tindih jadwal penggunaan
Laboratorium. Selain itu pengguna laboratorium (IPA) harus memakai peralatan laboratorium seperti jas, masker dan sarung tangan (jika diperlukan) dan mengikuti prosedur peminjaman alat dan permintaan bahan yang berlaku di laboratorium.

Dalam manajemen laboratorium harus terdapat struktur organisasi laboratorium yang didalamnya masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab dalam memenuhi tugasnya. Diantaranya adalah kepala laboratorium, penanggung jawab laboratorium, dosen praktikum, teknisi/ laboran, dan asisten laboratorium. Didalam sistem manajemen mutu laboratorium, terdapat faktor teknis yang perlu diperhatikan yaitu sumber daya manusia yang mempunyai kualifikasi dan pengalaman, kalibrasi dan perawatan peralatan laboratorium yang tepat, sistem jaminan mutu yang sesuai, teknik pengambilan contoh uji dan metode pengujian yang telah divalidasi, mampu telusur pengukuran dan system kalibrasi ke standard nasional / internasional, sistem dokumentasi dan pelaporan data hasil pengujian, sarana dan lingkungan kerja pengujian. Prinsip pengelolaan laboratorium yaitu harus tepat guna, mendukung pembelajara, terawat, siap pakai, tertib, sehat, dan aman (Suyanta, 2010).

Good Laboratory Prancices (GLP) adalah salah satu sistem manajemen pengelolahan laboratorium yang mencakup secara keseluruhan aspek teknis dan manajemen, yaitu meliputi organisasi, fasilitas, tenaga, metode analisa, pelaksanaan analisa, monitoring, pencatatan pelaporan, kondisi sarana dan prasaran laboratorium. Standar Internasional GLP merupakan sistem panduan mutu para laboran yang digunakan dalam aktivitas riset di laboratorium. GLP diciptakan untuk menjamin mutu, konsistensi dan keandalan data yang di akumulasikan dengan studi di laboratorium yang terdapat pada industri-industri seperti farmasi, agrikultur, produksi pangan, kosmetika dan lain-lain.
Laboratorium dapat menghasilkan data yang terpecaya dengan tingkat keakurasian yang tinggi sehingga memenuhi standar persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium melalui konsep GLP yang menjadi prioritas utama. Dari sisi lain GLP juga sangat terkait dengan aturan-aturan, SOP, prosedur dan praktek di laboratorium yang yang terstandarisasi untuk menjamin mutu dan intensistas data analitik yang dikeluarkan oleh sebuah kegiatan pengujian dilaboratorium. Dengan demikian, upaya untuk memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip GLP menjadi sangat penting terutama pagi para pekerja di laboratoriun untuk performansi kajian lab dalam kaitannya dengan keakuratan, kredibilitas mulai dari perencanaan, eksekusi hingga penilaian hasil. Sehingga pada akhirnya sample yang diuji benar-benar memenuhi kriteria pengujian yang akurat.
Good Laboratory Practice (GLP) adalah suatu cara pengolahan laboratorium sebagai dasar generator untuk menghasilkan data yang dapat dipercaya kebenarnnya dengan memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan. Laborataotium harus mempunyai dokumen tentang instruksi atau cara utnuk pengambilan contoh (sampling), persiapan dan analisa bahan yang tercakup dalam aktivitas laboratorium. Dokumen harus tersedia agar setiap peralatan dapat dioperasikan dengan benar (Syahza, 2011).



Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen laboratorium merupakan usaha untuk mengelola laboratorium dengan menggunakan sistem manajemen yang baik dan tepat. Sedangkan GLP merupakan sistem manajemen yang digunakan dalam mengelola laboratorium, mencakup secara keseluruhan aspek teknis dan manajemen.


Sumber Pustaka:

Syahza, Almasdi. 2011. Pelatihan Manajemen Pengolahan Laboratorium Ptais
(Manajemen Laboratorium). http://almasdi.unri.ac.id.

Suyanta. 2010. Manajemen Oprasional Laboratorium. Jurusan Pendidikan Kimia,
FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar