|
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
APLIKASI GEL LIDAH BUAYA SEBAGAI EDIBLE COATING TERHADAP SIFAT FISIK BELIMBING
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Rizky Endrivan (1314051040
angkatan 2013)
Indah Khoirunnisa (1314051022 angkatan 2013)
Nila Hidayana (1314051033 angkatan 2013)
Lailly Istiqomah (1414051054 angkatan 2014)
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul Kegiatan : Aplikasi Gel Lidah Buaya Sebagai Edible Coating Terhadap
Sifat Fisik Belimbing
2. Bidang Kegiatan :
PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Rizky Endrivan
b. NPM : 1314051040
c. Jurusan : Teknologi Hasil Pertanian
d. Universitas
:Universitas Lampung
e. Alamat Rumah
dan No Tel./HP : /08976058494
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis:4orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Otik
Nawansih, M.P.
b. NIDN :
0003056501
c. Alamat Rumah
dan No Tel./HP :
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti :
Rp 7.351.000
b. Sumber lain : -
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan
Bandar Lampung, 6 Oktober 2015
Menyetujui
Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Ketua
Pelaksana Kegiatan
Ir. Susilawati, M.Si Rizky Endrivan
NIP. 196108061987022001 NPM. 1314051040
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping
Dan Alumni
Prof. Dr. Sunarto DM, S.H., M.H Ir. Otik Nawansih, M.P.
NIP/NIK.
1954111219860031003 NIP. 196505031990102001
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
RINGKASAN..................................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah...........................................................................
1
1.2 Tujuan Penelitian.............................................................................................
1
1.3 Manfaat dan Luaran Penelitian....................................................................... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Edible Coating................................................................................................
2
2.2 Tanaman Lidah Buaya....................................................................................
2
2.3 Buah Belimbing...............................................................................................
3
BAB III. METODE PELAKSANAAN
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian......................................................................... 5
3.2 Bahan dan Alat............................................................................................... 5
3.3 Metode Penelitian........................................................................................... 6
3.4 Pelaksanaan Penelitian.................................................................................... 6
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya............................................................................................... 7
4.2 Jadwal Kegiatan.............................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RINGKASAN
Edible coating
merupakan suatu lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang dapat dimakan,
dibentuk untuk melapisi makanan (coating) atau diletakkan di antara komponen
makanan yang berfungsi sebagai penghalang terhadap perpindahan massa
(kelembaban, oksigen, cahaya, lipid, zat terlarut), sebagai pembawa aditif,
untuk meningkatkan penanganan suatu makanan dan merupakan barrier terhadap uap
air dan pertukaran gas O2 dan CO2. Penggunaan
gel lidah buaya telah diaplikasikan di industri pangan sebagai ingredien pangan
fungsional, dan salah satunya dengan menjadikan gel lidah buaya berpotensi
sebagai bahan untuk membentuk edible coating alami. Hal ini menjadi salah satu pengembangan aplikasi Edible
coating yang nantinya akan dapat mengurangi penggunaan plastik oleh masyarakat
sebagai pengemas. Belimbing merupakan salah satu tanaman
yang cukup mudah ditemukan di Indonesia terutama pulau jawa. Iklim yang cocok
menjadikan tanaman ini tumbuh subur.
Kita ketahui bahwa, kebanyakan komditi buah dan sayur mudah mengalami kerusakan
pasca panen. Untuk itu perlu dilakukan penanganan yang tepat terutama
untuk buah belimbing dengan adanya
aplikasi Edible coating yang berasal dari gel lidah buaya.
Penelitian akan dilakukan dalam
3 tahap: yaitu pembuatan edible
coating lidah buaya, aplikasi pelilinan (coating) pada buah belimbing, dan
analisa. Perlakuan pada penelitian ini adalah lama pencelupan
yaitu 3,5, dan 7 menit, perlakuan suhu penyimpanan (suhu ruang dan suhu
rendah), dan konsentrasi CMC (1%, 2%, dan (3%). Pelaksanaan penelitian dimulai dengan merendam lidah buaya dengan klorin
selama 30 menit, dan kemudian memberi perlakuan awal lidah buaya dengan cara dipanaskan pada suhu 75°C selama 15 menit. Setelah itu gel lidah buaya
ditambahkan CMC sebesar 1%, 2%, 3% dan 0,55 gliserol b/b serta asam
askorbat 0,002. Setelah itu didinginkan hingga suhu ruang. Kemudian coating siap untuk diamati
kekentalannya. Belimbing hasil
penelitian ini akan dipublikasikan pada jurnal ilmiah dan dapat digunakan untuk
mengembangkan edible coating sebagai
bahan pengemas pengganti plastik yang ramah lingkungan. Hasil penelitian ini
juga dapat digunakan untuk membantu
mengatasi masalah pencemaran lingkungan yang selama ini disebabkan oleh sampah
plastik yang sulit didegradasi oleh alam.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang dan Masalah
Saat
ini, kemasan yang paling banyak digunakan baik oleh para pengusaha ataupun
pedagang adalah bahan kemasan yang terbuat dari plastik. Sebagaimana diketahui,
plastik merupakan salah satu bahan yang sulit untuk di daur ulang. Hal ini
menyebabkan penggunaannya menjadi tidak ramah lingkungan ( Cahyo, 2005).Bahan
baku Edible coating berasal dari bahan yang mudah diperbarui. Misalnya campuran
lipid, polisakarida, dan protein, yang mana berfugsi sebagai barrier uap air,
gas, dan zat – zat terlarut lain serta berfungsi sebagai carrier (pembawa)
berbagai macam ingridien seperti emulsifier,
antimikroba dan antioksidan, sehingga berpotensi untuk meningkatkan mutu
dan memperpanjang masa simpan
buah-buahan dan sayuran segar terolah minimal (Lin dan Zhao, 2007).
Dalam pemilihan bahan coating, harus
memenuhi kriteria sebagai Edible coating.
Diantarnya yaitu, harus mampu menahan permeasi oksigen dan uap air,
tidak berwarna, tidak berasa, tidak menimbulkan perubahan – perubahan pada
makanan, dan aman untuk dikonsumsi. Melihat kriteria yang telah disebutkan,
salah satu bahan yang cocok digunakan sebagai Edible coating adalah lidah
buaya. Daging daun lidah buaya memiliki kandungan polisakarida ( glukomanan
atau asam pekat ) dan bahan organik dan anorganik lainnya. Polisakarida yang
terkandung pada daunnya, dapat menahan permeasi oksigen dan uap air ke dalam
dan keluar produk ( Grindlay dan Reynolds, 1986 ).
Lidah buaya mengandung senyawa
flavonol seperti kaempeferol, quercetin dan merycetin yang masing – masing
sebanyak 257,7 ; 94, 80 dan 1283, 50 mg/kg. Senyawa tersebut termasuk kedalam
salah satu kelompok polifenol yang bersifat antioksidatif (Sultana and Anwar,
2008). Gel
(daging daun) Aloe verra Linn. mengandung nilai nutrien yang kaya,
diantaranya adalah delapan belas jenis asam amino terutama leusin, lisin,
valin, dan histidin; enzim-enzim seperti enzim proteolitik, karboksipeptidase,
katalase, dan oksidase; vitamin-vitamin berupa vitamin C, vitamin B12,
vitamin
B6, vitamin A, niacin, dan kholin; mineral-mineral berupa kalsium,
besi,belerang, pospor, mangan, alumunium, silika, boron, dan barium;
karbohidrat poli dan monosakarida berupa glukomanan, arabinan, galaktan,
D-glukosa, D-manosa, arabinosa, galaktosa, dan xylosa; dan komponen spesifik
senyawa glikosida antrakinon berupa aloin, barbaloin, asam aloetat, dan emodin
dalam kadar yang sangat kecilAloe
Vera memiliki khasiat yang bervariaso yaitu laksatif, antibakteri, dan
antifungi (Marshall, 1990; Sidik 1996 ; Fit 1983).
Buah
belimbing merupakan salah satu buah tropis di Indonesia yang memiliki prospek
pemasaran yang sangat baik. Buah
belimbing merupakan komoditi lokal yang mampu bersaing dengan buah – buahan
impor. Produksi buah belimbing di Indonesia cenderung fluktatif selama 5 tahun
terakhir ( Dirjenhorti, 2014 ). Penanganan buah pasca panen , perlu segera
dilakukan terutama apabila jumlahnya melimpah atau banyak. Melihat komoditi
pertanian terutama buah dan sayur meruapakan komoditi yang mudah rusak (
perishable ), maka dari itu perlu penanganan yang tepat pada buah belimbing.
Edible
coating menjadi teknologi yang dipertimbangkan karena sebagai salah satu
pendekatan untuk meningkatkan masa simpan produk, termasuk belimbing. Melihat
potensi yang dimiliki lidah buaya sebagai bahan baku Edible coating, maka dari
itu dapat dilakukan percobaan pengaplikasian lidah buaya terutama gelnya
sebagai Edible coating untuk komoditi buah belimbing. Namun, terlebih dahulu
harus diketahui konsentrasi gel lidah buaya yang tepat sebagai pelapis bagi
buah belimbing.
1.2 Tujuan
Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah memanfaatkan tanaman lidah buaya
menjadi bahan pembuatan edible coating yang ramah lingkungan untuk buah
belimbing. Tujuan khususnya adalah mendapatkan konsentrasi optimal lidah buaya
dan lama pencelupan yang dapat menghasilkan edible coating terbaik pada buah
belimbing.
1.3 Manfaat
dan Luaran Penelitian
Manfaat penelitian edible coating berbahan dasar lidah buaya adalah:
1.
Bagi
Perguruan Tinggi akan meningkatkan akreditasi perguruan tinggi dengan
menghasilkan karya yang banyak dari mahasiswa.
2.
Bagi
Mahasiswa menambah pengetahuan, pengalaman dan mengapilkasikan ilmu pengetahuan
yang didapat selama kuliah.
3.
Bagi
masyarakat, mengatasi ketergantungan masyarakat
terhadap penggunaan plastik pengemas serta dapat mensubtisusi penggunaan plastik dengan Edible coating bagi
komoditi buah dan sayur terutama belimbing.
Luaran penelitian ini adalah konsentrasi Edible coating gel lidah buaya yang didapat
mampu mengurangi penggunaan plastik
sebagai pengemasan yang umum digunakan oleh masyarakat.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Edible Coating
2.1.1 Pengertian
Edible
coating merupakan suatu lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang dapat
dimakan, dibentuk untuk melapisi makanan (coating) atau diletakkan di antara
komponen makanan yang berfungsi sebagai penghalang terhadap perpindahan massa
(kelembaban, oksigen, cahaya, lipid, zat terlarut), sebagai pembawa aditif,
untuk meningkatkan penanganan suatu makanan dan merupakan barrier terhadap uap
air dan pertukaran gas O2 dan CO2 (Bourtoom 2008). Edible coating juga dapat
mencegah kerusakan bahan akibat penanganan mekanik, membantu mempertahankan
integritas structural dan mencegah hilangnya senyawa-senyawa volatile, dan
sebagai carrier zat aditif seperti zat antimikrobial dan antioksidan pada bahan
(Kester dan Fennema 1988).
Edible
coating dapat melindungi produk segar dan dapat juga memberikan efek yang sama
dengan modified atmosphere storage dengan menyesuaikan komposisi gas internal.
Keberhasilan edible coating untuk buah tergantung pada pemilihan film atau
coating yang memberikan komposisi gas internal yang dikehendaki sesuai untuk
produk tertentu (Park 2002). Komponen edible coating terdiri dari tiga kategori
yaitu hidrokoloid, lipid dan kombinasinya. Hidrokoloid terdiri atas protein,
turunan selulosa, alginat, pektin, tepung (starch) dan polisakarida lainnya,
sedangkan lipid terdiri dari lilin (waxs), asilgliserol dan asam lemak (Krochta
dan Mulde-Johnston 1997).
2.1.2. Pembuatan
Edible Coating
Terbuat
dari zein merupakan protein terkecil, seperti kolagen dan gelatin,digunakan
secara komersial pada edible counting. Pembungkusan zein di gunakan dengan O2,
lemak, dan mostuire dinding dari kacang,permen konveksioner dan makanan lain.
Proses zein terdiri dari 3 tahap. Tebung zein di larutkan pada suhu hangat,
aquaeus etil alkohol atau isopropanol. Plasti seperti propilene glikol atau
gliserin di tambahkan untuk meningkatkan Fleksibelitas counting. Produk akan di
bungkus dalam penyemprotan dengan brush Zein-plasticizer solution. Anto oksidan
seperti BHT atau BHA ditambahkan pada oksidasi lipid, dan minyak sayur untuk
menahan sinar. Proses counting di bentuk untuk produk pada permukaan pelarut
yang menguap (Han,2005).
Prosedur
pembuatan chitosan dan pembuatan larutan chitosan adalah sebagai berikutt :
larutan kitosan dengan konsentrasi 0,25% dibuat dengan cara yaitu pertama-tama
ditimbang kitosan yang masih dalam bentuk serpihan sebanyak 25 gram, lalu
dilarutkan dengan asam asetat 1% sampai larutan tersuspensi dan kemudian
ditambahkan aquades hingga volumenya mencapai 10 L. Untuk prosedur pelapisan
chitosan, pindang ikan layang dan ikan manyung asap dilapisi dengan larutan
kitosan yang telah dibuat. Larutan kitosan tersebut akan membentuk edible
coating. prosedur pelapisannya adalah sebagai berikut :
1. Membuat larutan
kitosan dengan konsentrasi 0.25%.
2. Setelah proses
pemindangan selesai, selanjutnya ikan pindang dicelupkan ke dalam larutan
kitosan(0,25%) selama 1 menit kemudian ditiriskan.
3. Dilakukan pengujian
mutu yang meliputi uji Organoleptik
2.1.2. Kelebihan
Edible Coating
Kelebihan
edible coating yang dibuat dari hidrokoloid diantaranya memiliki kemampuan yang
baik untuk melindungi produk terhadap oksigen, karbondioksida dan lipid serta
memiliki sifat mekanis yang diinginkan dan meningkatkan kesatuan struktural
produk. Kelemahannya, film dari karbohidrat kurang bagus digunakan untuk
mengatur migrasi uap air sementara film dari protein sangat dipengaruhi oleh
perubahan pH.
Kelebihan
edible film dari lipid adalah memiliki kemampuan yang baik untuk melindungi
produk dari penguapan air atau sebagai bahan pelapis untuk mengoles produk
konfeksioneri. Kekurangannya adalah penggunaannya dalam bentuk murni terbatas
karena integritas dan ketahanannya tidak terlalu baik.
Edible
film dari komposit (gabungan hidrokolid dan lipid) dapat meningkatkan kelebihan
dari film hidrokoloid dan lipid, serta mengurangi kelemahannya.Kelebihan
kemasan edibel selain dapat melindungi pangan, kemasan ini aman dikonsumsi
bersamaan dengan pangan yang dibungkus.
2.2 Lidah Buaya
2.2.1. Pengertian
Tanaman
lidah buaya (Aloe vera L.) merupakan tanaman yang banyak tumbuh pada
iklim tropis ataupun subtropis dan sudah digunakan sejak lama karena fungsi
pengobatannya. Lidah buaya dapat tumbuh di daerah beriklim dingin dan juga di
daerah kering, seperti Afrika, Asia dan Amerika. Hal ini disebabkan bagian
stomata daun lidah buaya dapat tertutup rapat pada musim kemarau karena untuk
menghindari hilangnya air daun. Lidah buaya dapat tumbuh pada suhu optimum
untuk pertumbuhan berkisar antara 16-33oC dengan curah hujan 1000-3000 mm
dengan musim kering agak panjang, sehingga lidah buaya termasuk tanaman yang
efisien dalam penggunaan air (Furnawanthi, 2002).
Tanaman
lidah buaya termasuk keluarga liliaceae yang memiliki sekitar 200
spesies. Dikenal tiga spesies lidah buaya yang dibudidayakan yakni Aloe sorocortin yang
berasal dari Zanzibar (Zanzibar aloe), Aloe barbadansis
miller dan Aloe vulgaris. Pada umumnya banyak ditanam di
Indonesia adalah jenis barbadansis yang memiliki sinonim Aloe vera
linn (Tarigan, 2001). Jenis Aloe yang banyak dikenal hanya beberapa
antara lain Aloe nobilis, Aloe variegate, Aloe vera (Aloe
barbadansis), Aloe ferox miller, Aloe arborescens dan Aloe
schimperi (McVicar, 1994). Secara sistematis, tumbuhan lidah buaya ini
diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Asparagales
Famili
: Asphodelaceae
Genus
: Aloe
L.
Spesies
: Aloe vera L.
Lidah
buaya memiliki ciri-ciri morfologi pelepah daun yang runcing dan permukaan yang
lebar, berdaging tebal, tidak bertulang, mengandung getah, permukaan pelepah
daun dilapisi lilin, bersifat sekulen, berat rata-rata per pelepah adalah
sekitar 0,5-1 kg dan tinggi 45-50 cm. Masa panen lidah buaya sekitar 10-12
bulan setelah tanam, sehingga dalam satu tahun tanaman ini dapat dipanen
sebanyak 4 kali (3 bulan sekali). Tanaman lidah buaya ini akan terus
menghasilkan pelepah daun hingga 7-8 tahun dan (Furnawanthi, 2002).
Jika
daun dilepas dari tanaman, maka akan keluar getah yang berwarna agak kekuningan
di bagian yang terluka. Daun lidah buaya mengandung gel yang apabila daun
tersebut dikupas akan terlihat lendir yang mengeras yang merupakan timbunan
cadangan makanan (Sudarto, 1997). Daun lidah buaya sebagian besar
berisi pulp atau daging daun yang mengandung getah bening dan lekat.
Sedangkan bagian luar daun berupa kulit tebal yang berklorofil.
2.2.2. Komponen
Penyusun Lidah Buaya
Komposisi
terbesar gel lidah buaya adalah air, yaitu 99.20% sisanya adalah padatan yang
terutama terdiri dari karbohidrat, yaitu mono dan polisakarida. Polisakarida
gel lidah buaya terutama terdiri dari glukomanan serta sejumlah kecil arabinan
dan galaktan. Monosakaridanya berupa D-glukosa, D-manosa, arabinosa, galaktosa
dan xylosa (Setiabudi, 2008).
Secara
kuantitatif, protein dalam lidah buaya ditemukan dalam jumlah yang cukup kecil,
akan tetapi secara kualitatif protein gel lidah buaya kaya akan asam-asam amino
essensial terutama leusin, lisin, valin, dan histidin. Selain kaya akan
asam-asam amino essensial, gel lidah buaya juga kaya akan
asamglutamate dan asam aspartat. Vitamin dalam lidah buaya larut dalam
lemak, selain itu juga terdapat asam folat dan kolin dalam jumlah kecil
(Setiabudi, 2008). Komposisi kimia gel lidah buaya per 100 gram dapat dilihat
pada Tabel berikut:
Tabel Komposisi
Kimia Gel Lidah Buaya (Aloe vera L.)
Komponen
|
Kadar
|
Energi (Kal)
|
1,73 – 2,30
|
Protein (gr)
|
0,10 – 0,06
|
Lemak (gr)
|
0,05 – 0,09
|
Karbohidrat (gr)
|
0,30
|
Kalsium (mg)
|
9,92 – 19,920
|
Besi (mg)
|
0,060 – 0,320
|
Vitamin A (IU)
|
2,00 – 4,60
|
Vitamin C (mg)
|
0,50 – 4,20
|
Thiamin (mg)
|
0,003 – 0,004
|
Riboflavin (mg)
|
0,001 – 0002
|
Niasin (mg)
|
0,038 – 0,040
|
Serat (gr)
|
0,30
|
Abu (gr)
|
0,10
|
Kadar Air (gr)
|
99,20
|
Sumber : Departemen
Kesehatan R.I (1992)
Dari
segi kandungan nutrisi, gel atau egene, lidah buaya mengandung beberapa
mineral seperti kalsium, magnesium, kalium, sodium, besi, zinc, dan kromium.
Beberapa vitamin dan mineral tersebut dapat berfungsi sebagai pembentuk
antioksidan alami, seperti fenol, flavonoid, vitamin C, vitamin E, vitamin A,
dan magnesium. Antioksidan ini berguna untuk mencegah penuaan dini, serangan
jantung, dan berbagai penyakit degeneratif (Astawan, 2008).
Berdasarkan
hasil penelitian, lidah buaya diketahui banyak mengandung zat nutrisi seperti
asam amino, mineral, vitamin, sterol, tanin, polisakarida (pektin, glukoman,
glukomanan) dan enzim serta zat bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan,
sebagaimana tercantum dalam Tabel berikut :
Tabel Zat-zat
yang terkandung dalam Gel Lidah Buaya
Zat
|
Kegunaan
|
Vitamin B1, B2,
Niasinamida, B6, cholin, asam folat
|
Bahan penting untuk
menjalankan fungsi tubuh secara normal dan sehat.
|
Asam amino
|
Bahan untuk
pertumbuhan dan perbaikan dan untuk sintesa bahan lain.
|
Enzim oksidase, amylase,
katalase, lipase, protease
|
Mengatur proses kimia
dalam tubuh dan menyembuhkan luka dalam dan luar.
|
Selulosa, glukosa,
mannose, aldopentosa, ramnosa
|
Mengatur proses kimia
dalam tubuh dan menyembuhkan luka dalam dan luar
|
Lignin
|
Mempunyai kemampuan
penyerapan yang tinggi, sehingga memudahkan peresapan gel ke kulit
|
Saponin
|
Mempunyai kemampuan
membersihkan dan bersifat antiseptik, bahan pencuci yang sangat baik
|
2.2.3. Komponen
Bioaktif Lidah Buaya
Zat
yang terkandung dalam gel lidah buaya tersebut memiliki aktivitas antara lain
sebagai antimikroba, penurun kolesterol darah, antidiabetes, antikanker,
antivirus, antijamur, antioksidan, mencegah chilling injury, serta dapat
menyembuhkan luka dan mencegah peradangan (anti-inflammatory). Lidah buaya
merupakan tanaman yang bermanfaat bagi kesehatan serta memiliki kemampuan lain
yang dapat dimanfaatkan untuk memperpanjang umur simpan buah dan sayuran
(Reynolds dan Dweck, 1999).
Lidah
buaya mengandung beberapa senyawa bioaktif, diantaranya adalah: gliko-protein
(Yagi et al.,1997), senyawa-senyawa fenolik
seperti aloe-emodin (AE), aloin, barbaloin, suatu
hydroxy-antrakinon (Susana et al., 2004), derivat-sakarida (acetylated
mannose atau acemannan) yang berfungsi sebagai antiviral,
prostaglandin dan asam-asam lemak (misalnya asam γ-linoleat) yang bersifat
sebagai antiinflamasi, antialergi, anti pembentukan gumpalan platelet dan
penyembuh luka serta enzim, asam amino,vitamin dan mineral. Senyawa bioaktif
seperti fenolik dan emodin biasanya bersifat sebagai antioksidan dan
labil sehingga mudah terurai atau kehilangan aktifitasnya. Komponen bioaktif
yang terkandung dalam lidah buaya (Aloe vera L.) dapat dilihat pada Tabel
berikut:
Tabel Komponen Bioaktif yang terkandung pada
Lidah Buaya (Aloe vera L.)
Komponen bioaktif
|
Fungsionalitas
|
Acemannan
|
Anti-inflammatory, wound healing, anti-kanker,
anti-virus, UV sunburn
|
Glikoprotein
|
Anti-diabetes, anti-kanker
|
Aloe emodin
|
Anti-kanker, anti-oksidan, anti-mikroba
|
Lectin
|
Anti-inflammatory, wound healing, anti-kanker
|
Aloin (Barbaloin) dan komponen fenolik
|
Anti-mikroba , anti-oksidan
|
Alomicin
|
Anti-kanker
|
Sumber : Reynolds dan Dweck (1999).
Penggunaan
gel lidah buaya telah diaplikasikan di industri pangan sebagai ingredien pangan
fungsional, dan salah satunya dengan menjadikan gel lidah buaya berpotensi
sebagai bahan untuk membentuk edible coating alami. Hasil penelitian
Valverde et al. (2005) membuktikan bahwa gel lidah buaya
sebagai edible dapat berperan baik dalam menahan laju respirasi dan
beberapa perubahan fisiologis akibat proses pematangan pada buah anggur selama
penyimpanan, karena gel tersebut terdiri dari polisakarida yang mampu mereduksi
aktivitas enzim, menghambat transfer gas CO2 dan O2, serta mengandung
banyak komponen fungsional yang mampu menghambat kerusakan produk pasca panen.
Selain itu, senyawa antimikroba yang terkandung dalam gel lidah buaya ternyata
mampu mencegah poliferasi mikroba pada buah anggur tersebut.
Ada
pula teori yang menyebutkan telah menemukan kandungan zat aktif dalam lidah
buaya yang dapat berfungsi sebagai antimikroba, mengurangi racun, bahan
laksatif dan mempunyai kandungan antibiotik seperti
kompleks anthraquinone, aloin, barbaloin, aloe
emodin dan acemannan.
Menurut
Setiabudi (2008), cairan lidah buaya mengandung unsur utama, yaitu aloin,
emodin, gum dan unsur lain seperti minyak atsiri. Setiabudi (2008)
menyatakan bahwa aloin merupakan bahan aktif yang bersifat sebagai
antiseptik dan antibiotik. Senyawa aloin merupakan kondensasi dari aloe
emodin dengan glukosa. Senyawa ini mempunyai rasa getir yang ditentukan
pertama kali oleh Smith pada tahun 1841. Selain itu,
kandungan aloin pada Aloe Vera sebesar 18-25%, Aloe
perryi sebesar 7,5-10% dan Aloe ferox Miller sebesar 9-24,5%,
serta senyawa tersebut bermanfaat untuk mengatasi berbagai macam penyakit
seperti demam, sakit mata, tumor, penyakit kulit dan obat pencahar.
2.3. Belimbing
2.3.1. Pengertian
Buah belimbing
merupakan salah satu jenis buah yang mudah dijumpai karena cocok tumbuh di
daerah beriklim tropis seperti di Indonesia. Harganya yang murah meriah sangat
pas untuk semua lapisan masyarakat. Biasanya buah ini diolah menjadi jus,
manisan hingga dijadikan potongan buah segar dalam rujak. Di samping rasanya
yang segar, manis dan terkadang sedikit asam, buah belimbing nyatanya mempunyai
banyak manfaat untuk kesehatan. Sebab, buah belimbing mengandung banyak vitamin
dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Selain itu, manfaat buah belimbingjuga
bisa digunakan dalam dunia kecantikan.
Buah belimbing berwarna kuning kehijauan.
Saat baru tumbuh, buahnya berwarna hijau. Jika dipotong, buah ini mempunyai
penampang yang berbentuk bintang. Berbiji kecil
dan berwarna coklat. Buah ini renyah saat dimakan, rasanya manis dan sedikit
asam. Buah ini mengandung banyak vitamin C.Salah
satu jenis dari belimbing, yang disebut belimbing wuluh,
sering digunakan untuk bumbu masakan, terutama untuk memberi rasa asam pada
masakan.
2.3.2. Klasifikasi Belimbing
Belimbing merupakan
salah satu tanaman yang cukup mudah ditemukan di Indonesia terutama pulau jawa.
Iklim yang cocok menjadikan tanaman ini tumbuh subur. Beberapa daerah di
indonesia dikenal sebagai penghasil belimbing kualitas unggul yaitu depok (
jawabarat ) dan demak (jawa tengah)
Tanaman dengan nama
ilmiah Averrhoa carambola ini bisa memang tanaman yang berasal dari wilayah
asia seperti Indonesia, India dan srilangka. Penyebarannya mulai dari asia
tenggara, brazil peru, polinesia dan wilayah lainnya. Buah Belimbing dapat
diklasifikasikan sebagai berikut
2.3.3. Komoditi Belimbing di Indonesia
Belimbing
adalah salah satu komoditas buah unggulan Kabupaten Jepara. Keberadaan
belimbing Jepara telah ada sejak 60-an tahun yang lalu, sejak Jaman
Pemerintahan Belanda. Hal ini dibuktikan dengan tanaman belimbing yang umumnya
sudah puluhan tahun meskipun populasinya saat itu masih sangat terbatas. Buah
belimbing merupakan buah yang sudah menjadi budaya di Kecamatan Welahan karena
itu tak dapat dilepaskan dengan Upacara Sangguwe yang setiap tahun diadakan dan
belimbing berperan sebagai buah tangan yang khas.
Di
Jawa Tengah, komoditas belimbing masih sangat terbatas dan saat ini mungkin
hanya Kabupaten Jepara dan Kabupaten tertentu di Indonesia yang
mengusahakannya,, sehingga bila dikembangkan terus mmasih memiliki nilai
ekonomi tinggi serta pangsa pasar yang cukup potensial. Atas dasar itulah,
pemerintah Kabupaten Jepara melalui Dinas Petanian dan Peternakan mengembangkan
sentra komoditas Belimbing Jingga di Kecamatan Welahan tepatnya di Desa
Gedangan, Welahan dan Ketilengsingolelo.
Di
sentra belimbing ini, terdapat lebih dari 40.000 pohon yang tersebar di 3 desa
tersebut. Tanaman belimbing tersebar di laham persawahan maupun pekarangan di
sekitar rumah-rumah penduduk. Belimbing Jingga Jepara memiliki keunggukan
antara lain rasanya manis segar dengan tekstur daging buah sedikit berserat,
warna buah masak Jingga, tepi rusuk/limgkir berwarna hijau kekuningan sampai
kuning. Ukuran buah berat 125-350gr, panjang buah 11-13cm, lingkar buah
10-13cm. produksi belimbing jingga saat ini mampu memenuhi kebutuhan pasar
local, bahkan sudah dipasarkan ke beberapa kota besar seperti Semarang dan
Jakarta, diharapkan mampu menembus pasar internasional. Dengan semakin
berkembangnya pangsa pasar belimbing jingga, dampaknya secara langsung akan
dapat meningkatkan kesejahteraan petani belimbing itu sendiri.
BAB III. METODE PELAKSANAAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di
Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian, Laboratorium Mikrobiologi
Hasil Pertanian dan Laboratorium Instrumen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan di Laboratorium Pengolahan Hasil
Pertanian. Waktu pelaksanaan penelitian
yaitu pada April- Juli 2016.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang akan digunakan adalah tanaman Lidah Buaya (Aloe Vera), Belimbing, CMC (Carboxy
Methyl Celullose), Gliserol, Klorin, Aquades,
Asam Askorbat dan bahan-bahan kimia yang diperoleh
dari Jurusan Teknologi Hasil Pertanian.
Alat-alat yang
digunakan antara lain Timbangan Digital, Stopwatch, Pisau,
Lemari
pendingin, Blender, Gelas Ukur, Pengaduk,
Viskometer, Penetrometer, Refraktometer, Labu Erlenmeyer,
Pisau, Saringan, Kompor gas.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian akan dilakukan dalam
3 tahap: yaitu pembuatan edible
coating lidah buaya, aplikasi pelilinan (coating) pada buah belimbing, dan
analisa. Masing-masing tahap menggunakan rancangan acak lengkap
dengan 3 faktor perlakuan yaitu lama pencelupan yaitu 3,5, dan
7 menit, perlakuan suhu penyimpanan (suhu ruang dan suhu rendah), dan konsentrasi
CMC (1%, 2%, dan (3%).
3.4 Pelaksanaan
Penelitian
3.4.1 Persiapan bahan
Lidah buaya dicuci bersih kemudian direndam dengan klorin
sebesar 200ppm selama 30 menit. Kemudian lidah buaya dikupas dan dihaluskan
dengan blender. Setelah itu, lidah buaya disaring dengan ukuran 100 mesh.
3.4.2 Perlakuan awal
Perlakuan awal yaitu hasil saringan lidah buaya dipanaskan pada suhu 75°C selama 15 menit. Setelah itu gel lidah buaya yang sudah dipanaskan
kemudian ditambahkan CMC sebesar 1%, 2%, 3% dan 0,55 gliserol b/b serta
asam askorbat 0,002%. CMC 1% memiliki pH 7,0-8,5 dan pada rentang 5-9
tidak terlalu berpengaruh terhadap viskositas CMC. Setelah itu didinginkan hingga suhu
ruang. Kemudian coating siap untuk
diamati kekentalannya.
3.4.3 Pelapisan dan
Penyimpanan Buah Belimbing
Buah belimbing yang tealah dipanen kemudian
disortir untuk mendapatkan buah dengan ukuran yang seragam dan dibersihkan dari
kototan-kotoran sisa pemanenan yang masih melekat pada buah belimbing. Kemudian
belimbing dicelupkan ke dalam larutan coating lidah buaya selama 3, 5, dan 7
menit. Setelah itu buah belimbing dikeringkan dengan cara diangin-anginkan
selama kurang lebih 35 menit hingga kering dan selanjutnya buah disimpan
didalam refrigerator pada suhu 15°C dengan RH 95%. Sebagian buah belimbing yang
telah dilapisi dengan coating disimpan pada suhu ruang sebagai control
pembanding. Belimbing disimpan selama 21 hari dan diamati sifat fisik dan
kimianya setiap 3 hari sekali.
3.4.4 Analisa
Analisa yang
dilakukan meliputi analisa susut bobot, viskositas, kekerasan, warna, rasa, aroma,
dan mikrostruktur coating.
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 2.1 Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No.
|
Jenis Pengeluaran
|
Biaya (Rp)
|
1.
|
Peralatan Penunjang
|
3.122.000
|
2.
|
Bahan Habis Pakai
|
2.749.000
|
3.
|
Transportasi
|
360.000
|
3.
|
Lain – lain
|
1.120.000
|
|
Total
|
7.351.000
|
4.2 Jadwal Kegiatan
Kegiatan akan dilaksanakan selama empat bulan dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Kegiatan
|
Bulan ke-1
|
Bulan ke-2
|
Bulan ke-3
|
Bulan ke-4
|
||||||||||||
Minggu ke-
|
Minggu ke-
|
Minggu ke-
|
Minggu ke-
|
|||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Konsultasi ke Dosen
|
√
|
|
√
|
|
√
|
|
√
|
|
√
|
|
√
|
|
√
|
|
√
|
|
Persiapan Bahan/ Peralatan
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pelaksanaan Penelitian
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
Pengujian Produk
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
Pengolahan Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
|
|
Pembuatan laporan akhir
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
DAFTAR PUSTAKA
Cahyo,Noviarso.
2005. Pengemas Buah Ekonomis dari Ubi
Kayu dan Albumin. www.replubika.co.id.
Department of Food Scien e and Technology Bogor Agricultural University. Bogor.
Campos, C.A., L.N. Greshcenson, and S.K. Flores. 2011. Development of edible films and coatings
with antimicrobial activity. Food Bioprocess Technol. 4: 849–875.
Dirjenhorti (Direktorat Jenderal Hortikultura). 2014. Produksi Tanaman Buah di Indonesia.Diakses
dari http://hortikultura.deptan.go.id/ pada 07 Oktober 2015.
Grindlay, D.,Reynolds, T., 1986. The Aloe Vera penomenon : A Riview of The Properties and Modern Uses of
The Leaf Parenchyma Gel. J.Enthopharm. 16 : 117 – 151 .
Kanatt, S.R., R. Chander, and A. Sharma. 2008. Chitosan and mint mixture: A new
preservative for meat and meat products. Food Chem. 107: 845–852.
Krochta, J.M., E.A. Baldwin, and M.O. Nisperos-Carriedo.
1994. Edible Coatings and Films to
Improve Food Quality. Lancaster Pa. Technomic Publishing.
Lin, D. dan Zhao, Z. (2007). Innovations in the development and application of edible coatings for
fresh and minimally processed fruits and vegetables. Comprehensive Reviews
in Food Science and Food Safety 6:
60-68.
Mardiana,
K. 2008. Pemanfaatan Gel Lidah Buaya
Sebagai Edible Coating Buah Belimbing Manis (Averrhoa carambola L.).
IPB. Bogor.
Marpaung, D.A.,
Susilo,Bambang., dan Argo B.D. 2015. Pengaruh
Penambahan Konsentrasi CMC dan Lama Pencelupan pada Proses Edible
CoatingTerhadap Sifat Fisik Anggur Merah (Vitis viniferaL.). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem,
Vol. 3 No. 1, Februari 2015, 67-73 Diakses pada 7 Oktober 2015
Marshall, J. M.,
1990. Aloe vera Gel : What is the Evidence?. The Pharmaceutical Journal 244, New York, p. 360 -362.
Stanescu, V.N., M. Olteanu, M. Florea-Spiroiu E. Pincu,
and V. Melzer. 2011 Starch/chitosan film
forming hydrogel. Rev. Roum. Chim. 56(8): 827−832.
Sultana, B. dan Anwar, F. (2008). Flavonol (kaempeferol, quercetin, merycetin) contents of selected
fruits, vegetables and medicinal plants. Food Chemistry 108: 879 – 884.
Suppakul, P., J. Miltz, K. Sonneveld, and S.W. Bigger.
2003. Active packaging technologies with
an emphasis on antimicrobial packaging and its applications. J. Food Sci.
68: 408−420.
Tapia, M.S., M.A. Rojas-Grau, F.J. Rodriguez, J. Ramirez, A. Carmona, and O.
Martin-Belloso. 2007. Alginate- and
gellan- based edible films for probiotic coating on fresh cut fruits. J.
Food Sci. 72(4): E 190−196.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata
Ketua dan Anggota Kelompok
1. Biodata Ketua Kelompok
A.Identitas Diri
1
|
Nama Lengkap
|
Rizky Endrivan
|
2
|
Jenis Kelamin
|
L
|
3
|
Program Studi
|
Teknologi Hasil Pertanian
|
4
|
NPM
|
1314051040
|
5
|
Tempat dan Tanggal Lahir
|
Metro, 04 Mei 1996
|
6
|
E-mail
|
|
7
|
Nomor Hp
|
08976058494
|
B.Riwayat Pendidikan
|
SD
|
SMP
|
SMA
|
Nama Institusi
|
SD Negeri 3 Bandar Jaya
|
SMP Negeri 1 Terbanggi Besar
|
MAN Poncowati
|
Jurusan
|
|
|
IPA
|
Tahun Masuk-Lulus
|
2001-2007
|
2007-2010
|
2010-2013
|
C. Pemakalah Seminar Ilmiah
No.
|
Nama pertemuan ilmiah/ seminar
|
Judul Artikel Ilmiah
|
Waktu dan Tempat
|
1.
|
-
|
-
|
-
|
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)
No.
|
Jenis Penghargaan
|
Institusi Pemberi Penghargaan
|
Tahun
|
1.
|
-
|
|
|
2.
|
-
|
|
|
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata
ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di
kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas
Mahasiswa.
Bandarlampung, 6 Oktober 2015
Pengusul,
Rizky Endrivan
NPM. 1314051040
2. Biodata Anggota Kelompok
A.Identitas Diri
1
|
Nama Lengkap
|
Indah Khoirunnisa
|
2
|
Jenis Kelamin
|
P
|
3
|
Program Studi
|
Teknologi Hasil Pertanian
|
4
|
NPM
|
1314051022
|
5
|
Tempat dan Tanggal Lahir
|
Bandar Lampung, 24 November
1994
|
6
|
E-mail
|
Indah202427@gmail.com
|
7
|
Nomor Hp
|
085758922524
|
B.Riwayat Pendidikan
|
SD
|
SMP
|
SMA
|
Nama Institusi
|
SDN Panjang Utara
|
SMP N 11 Bandar Lampung
|
SMA N 8 Bandar Lampung
|
Jurusan
|
|
|
IPA
|
Tahun Masuk-Lulus
|
2001-2007
|
2007-2010
|
2010-2013
|
C. Pemakalah Seminar Ilmiah
No.
|
Nama pertemuan ilmiah/ seminar
|
Judul Artikel Ilmiah
|
Waktu dan Tempat
|
1.
|
-
|
-
|
-
|
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)
No.
|
Jenis Penghargaan
|
Institusi Pemberi Penghargaan
|
Tahun
|
1.
|
-
|
|
|
2.
|
|
|
|
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata
ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di
kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas
Mahasiswa.
Bandarlampung, 6 Oktober 2015
Pengusul,
Indah
Khoirunnisa
NPM. 1314051022
3. Biodata Anggota Kelompok
A.Identitas Diri
1
|
Nama Lengkap
|
Nila Hidayana
|
2
|
Jenis Kelamin
|
P
|
3
|
Program Studi
|
Teknologi Hasil Pertanian
|
4
|
NPM
|
1314051033
|
5
|
Tempat dan Tanggal Lahir
|
Bandar Lampung, 22 September 1995
|
6
|
E-mail
|
nilahidayana.033@gmail.com
|
7
|
Nomor Hp
|
089676896646
|
B.Riwayat Pendidikan
|
SD
|
SMP
|
SMA
|
Nama Institusi
|
SD Negeri 2 Kedamaian
|
SMP Negeri 5 Bandar Lampung
|
SMA Negeri 3 Bandar Lampung
|
Jurusan
|
|
|
IPA
|
Tahun Masuk-Lulus
|
2001-2007
|
2007-2010
|
2010-2013
|
C. Pemakalah Seminar Ilmiah
No.
|
Nama pertemuan ilmiah/ seminar
|
Judul Artikel Ilmiah
|
Waktu dan Tempat
|
1.
|
-
|
-
|
-
|
2.
|
-
|
-
|
-
|
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)
No.
|
Jenis Penghargaan
|
Institusi Pemberi Penghargaan
|
Tahun
|
1.
|
-
|
|
|
2.
|
-
|
|
|
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata
ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di
kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas
Mahasiswa.
Bandarlampung, 6 Oktober 2015
Pengusul,
Nila Hidayana
NPM. 1314051033
4. Biodata Anggota Kelompok
A.Identitas Diri
1
|
Nama Lengkap
|
Lailly Istiqomah
|
2
|
Jenis Kelamin
|
P
|
3
|
Program Studi
|
Teknologi Hasil Pertanian
|
4
|
NPM
|
1414051054
|
5
|
Tempat dan Tanggal Lahir
|
Poncowati, 07 Juli 1996
|
6
|
E-mail
|
|
7
|
Nomor Hp
|
085766630424
|
B.Riwayat Pendidikan
|
SD
|
SMP
|
SMA
|
Nama Institusi
|
SD N 4 Adipuro
|
SMP N 2 Trimurjo
|
SMA N 2 Metro
|
Jurusan
|
|
|
IPA
|
Tahun Masuk-Lulus
|
2002-2008
|
2008-2011
|
2011-2014
|
C. Pemakalah Seminar Ilmiah
No.
|
Nama pertemuan ilmiah/ seminar
|
Judul Artikel Ilmiah
|
Waktu dan Tempat
|
1.
|
-
|
-
|
-
|
2.
|
-
|
-
|
-
|
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)
No.
|
Jenis Penghargaan
|
Institusi Pemberi Penghargaan
|
Tahun
|
1.
|
-
|
|
|
2.
|
-
|
|
|
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata
ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian
hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa.
Bandarlampung, 6 Oktober 2015
Pengusul,
Lailly
Istiqomah
NPM. 1414051054
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Biaya
1.Peralatan Penunjang
2.Bahan Habis Pakai
3.Perjalanan
4. Lain-lain
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan
dan Pembagian Kegiatan
No
|
Nama/ NPM
|
Program Studi
|
Bidang Ilmu
|
Alokasi Waktu (Jam/ Minggu)
|
Uraian Tugas
|
1
|
Rizky Endrivan/ 1314051040
|
Teknologi Hasil Pertanian
|
Manajemen Proses
|
12
|
Manajemen proses penelitian yang akan
dilaksanakan
|
2
|
Indah Khoirunnisa/ 1314051022
|
Teknologi Hasil Pertanian
|
Mikrobiologi
|
10
|
Melakukan analisis sampel
|
3
|
Nila Hidayana/ 1314051033
|
Teknologi Hasil Pertanian
|
Kimia
|
10
|
Melakukan penelitian sampel
|
4
|
Lailly Istiqomah/ 1414051054
|
Teknologi Hasil Pertanian
|
THP
|
10
|
Mempersiapkan sampel dan membantu
melakukan penelitian
|
Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
C. PENGALAMAN
PENELITIAN (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
D. PENGALAMAN
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
E. PENGALAMAN PENULISAN
BUKU
No.
|
Tahun
|
Judul Buku
|
Jumlah Halaman
|
Penerbit
|
1
|
|
|
|
|
F. Pengalaman Perolehan HKI HKI Dalam 5 – 10 Tahun Terakhir
No.
|
Tahun
|
Judul/Tema
HKI
|
Jenis
|
Nomor
P/ID
|
|
|
Belum
ada
|
|
|
Semua data yang saya isikan dan
tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat
dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-P
mahasiswa.
Bandar Lampung, 6 Oktober 2015
Dosen Pendamping
Ir. Otik Nawansih, M.P.
NIP. 196505031990102001
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
UNIVERSITAS
LAMPUNG
Jalan Prof.Dr.Soemantri Brojonegoro No 1 Bandar Lampung
35145
Telepon (0721) 701609, 702673,703475,701252, fax (0721)
702767
SURAT
PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Rizky Endrivan
NIM :
1314051040
Program
Studi :
Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas :
Pertanian
Dengan
ini menyatakan bahwa usulan PKM Penelitian saya
dengan judul:
“Aplikasi Gel Lidah Buaya Sebagai Edible
Coating Terhadap Sifat Fisik Belimbing” yang diusulkan untuk tahun
anggaran 2015/2016 bersifat
original dan belum pernah dibiayai oleh
lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian
dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses
sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya
dan dengan sebenar-benarnya.
Bandar Lampung, 6 Oktober 2015
Mengetahui, Yang
menyatakan,
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni
Prof. Dr. Sunarto DM, S.H., M.H. Rizky Endrivan
NIP/NIK. 1954111219860031003 NPM. 1314051040
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
BalasHapusTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Coagulan
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Coagulant
Flokulan,nutrisi, bakteri
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium