TUGAS
RISET OPERASIONAL
Siti
Ma’rifah 1314051045
Suci
Nata Kusuma 1314051046
Judul
Jurnal:
ANALISIS
KINERJA SISTEM
ANTRIAN
PADA INDUSTRI PENGOLAHAN FILLET IKAN BEKU
(Studi Kasus
di PT.GTS,
Jawa
Barat)
Model
antrian yang digunakan adalah multiple line
– multiple server, terdiri dari 13 stasiun kerja dengan 4 stasiun yang
membentuk suatu jaringan kerja.
Jumlah
operator / pelayan pada masing-masing stasiun kerja:
-
Stasiun penerimaan (5
pelayan)
-
Stasiun stasiun arahan
produksi (3 pelayan)
-
Stasiun filleting (5 pelayan)
-
Stasiun penyisikan (7
pelayan)
-
Stasiun trimming (16 pelayan)
-
Stasiun washing (2 pelayan)
-
Stasiun after curing (5 pelayan)
-
Stasiun freezing (3 pelayan)
-
Stasiun packing (24 pelayan)
Distribusi
peluang tidak mengikuti distribusi peluang Poisson dan Eksponensial sehingga
kinerja sistem antrian dianalisa dengan teknik simulasi.
Analisis
antiran dilakukan dengan model simulasi, yang dinamakan SAPFIB (Sistem Antrian
Produksi Fillet Ikan Beku) dengan 3 buah model (model A, model B), dan 4 buah
sub model.
Model
antrian berisi komponen antrian seperti distribusi kedatangan bahan, distribusi
pelayanan operator, kapasitas antrian, jumlah operator, dan variable lain.
Asumsi yang digunakan yaitu:
-
Waktu perpindahan
antara stasiun diabaikan kecuali yang memiliki nilai waktu perpindahan lebih
besar dari 2 detik
-
Kecepatan pelayanan
operator dan kecepatan kedatangan bahan sesuai dengan kondisi historis selama
penelitian.
1.
Model A
-
Dimulai dari stasiun
penerimaan sampai stasiun aftercuring.
-
Simulasi kedatanagn
bahan menunjukan terjadinya penolakan bahan (balking) pada stasiun aftercuring.
-
Operator / pelayan
mengalami banyak waktu idle yang dimanfaatkan untuk membersihkan ruang produksi
serta peralatannya ataupun operator dipindahkan pada lini produksi lain yang
sedang kedatangan bahan baku.
-
Terjadi penolakan bahan
(balking) pada stasiun aftercuring
-
Terjadi sistem antrian
bahan pada stasiun aftercuring, waktu
tunggu secara overall (Wq)
adalah 141,75 detik.
2.
Model B
-
Model sistem antrian pada
stasiun freezing
-
Waktu kerja stasiun
freezing selama 24 jam, dan pelayanan bersifat batch
-
Dibuat model
keseimbangan antara jumlah bahan yang masuk dengan kapasitas pelayanan mesin
pendingin.
-
Penjadwalan waktu
dilakukan berdasarkan penjadwalan harian produksi.
-
Waktu pemuatan berkisar
antara 30 menit hingga 120 menit untuk setiap kedatangan bahan, dan dilakukan
setelah bahan tiba di stasiun freezing.
-
Waktu unloading dan cleaning mesin adalah selama 3 jam untuk setiap mesin dijalankan.
3.
Model C
-
Sistem antrian terjadi
pada stasiun packing
-
Mempunyai jam kerja
selama 24 jam yang dibagi menjadi 3 shift kerja.
-
Jumlah setiap kelompok
kerja 8 orang operator (pelayan).
-
Simulasi dilakukan
selama 75600 detik (21 jam kerja).
-
Kondisi penyebab
rendahnya utilitas operator adalah karen laju kedatangan bahan baku lebih kecil
dibanding dengan kemampuan pelayanan pada sistem packing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar