Rabu, 11 November 2015

ekstraksi minyak kemiri (sop II)

EKSTRAKSI MINYAK KEMIRI
TUGAS SATUAN OPERASI II


DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3


EKA AYU KURNIAWATI              1314051012
ELA ROVITA                                                1314051014
SUCI NATA KUSUMA                    1314051046



1955092901.jpg
 











JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
 2014/2015
EKSTRAKSI MINYAK KEMIRI

A.    Ekstraksi
Metode ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan yang berasal dari suatu padatan atau cairan dengan menggunakan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kelarutan yang berbeda dari komponen-komponen yang dipisahkan terhadap dua pelarut yang tidak saling bercampur. Berdasarkan bentuknya ekstraksi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : (1) Ekstraksi padat-cair, yaitu substansi yang di ekstraksi terdapat dalam campuran yang berbentuk padat.(2) Ektraksi cair-cair, yaitu subtansi yang di ekstraksi yang terdapat dalam campuran berbentuk cairan.

Ada pun cara ekstraksi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Ekstraksi tradisional atau sederhana dapat dilakukan dengan cara perebusan. Cara perebusan merupakan yang paling mudah dengan alat-alat yang sederhana pula. Adapun prinsip pengolahannya yaitu, bahan yang akan di ekstra, di rebus dalam pelarut air dengan perbandingan tertentu, bahan di rebus sampai terjadi larutan ekstrak, lalu diangkat dan di dinginkan lalu di saring, larutan ekstrak siap digunakan. Ekstraksi cara maserasi merupakan proses perendaman sampel padat dalam suatu pelarut pada temperatur kamar. Metode ini sering disertai dengan tindakan mekanik seperti pengocokan. Maserasi tersebut lazim digunakan untuk sampel berupa padatan. Sampel harus terendam dalam pelarut.

Refluks ialah perendaman sampel padat dalam suatu pelarut pada temperatur titik didih pelarut. Soxhlet, Ekstraksi padat-cair banyak digunakan dalam dunia usaha untuk mengisolasi substansi berkhasiat di alam, di mana ekstraksi padat-cair dalam laboratorium akan lebih muda dengan mengunakan alat ekstraksi yang dikenal dengan ekstraktor soxhlet. Langkah-langkah ekstraksi padat-cair, yaitu pencampuran pelarut dan badan-bahan yang diekstrask, lalu dipisahkan dengan beberapa fase.

Proses ekstraksi padatan umumnya diterapkan untuk memindahkan atau memisahkan produk alam dari dahan keringnya yang asli, dari tanaman, jamur, dan lain sebagainya. Ekstraksi dapat dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, dengan pelarut yang cocok misalnya : air, asam organik dan anorganik, hidrokarbon jenuh, toluena, karbon disulfida, eter, aseton, hidrokarbon yang mengandung klor dan isopropanol dan oktanol.(lienda Handojo,1995:178). Dan bisa juga berawal mulai dari petroleum ringan (titik didih 40˚C) untuk memisahkan komponen polar dari suatu campuran kemudian melangkah kepelarut yang lebih polar dan seperti asam amino, karbohidrat dan lain sebagainya.

B.     Kemiri
Kemiri (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Minyak kemiri terutama mengandung asam oleostearat. Minyak yang lekas mengering ini biasa digunakan untuk mengawetkan kayu, sebagai pernis atau cat, melapis kertas agar anti-air, bahan sabun, bahan campuran isolasi, penggantikaret, dan lain-lain. Minyak kemiri ini berkualitas lebih rendah daripada tung oil, minyak serupa yang dihasilkan oleh Vernicia fordii (sin. Aleurites fordii) dari Cina.
Kadar lemak yang terdapat di dalam kemiri dapat ditentukan dengan metode ekstraksi padat-cair. Pada metode ini, sampel berbentuk padatan akan diekstraksi menggunakan pelarut cair berupa kloroform dengan metode soxhletasi dan destilasi sederhana. Pada ekstraksi soxhlet terjadi penyarian simplisia secara berkesinambungan dengan menggunakan pelarut yang dipanaskan sehingga terjadi penguapan dan pelarut yang terkondensasi akan menyaring simplisia yang terdapat di dalam selonsong. Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka dilakukanlah percobaan untuk melakukan ekstraksi secara cair-cair dan padat-cair.




C.     Komposisi Kimia Biji Dan Minyak Kemiri
1.        Biji Kemiri
Setiap 100 gram daging biji kemiri mengandung 636 kalori. 19 gram protein, 63 gram lemak, 8 gram karbohidrat, 80 mg gram kalsium. 200 mg fosfor, 2 mgram besi, 0,06 mgram vitamin B, 7 gram air.
2.      Minyak Kemiri
Bagian buah (biji) mengandung minyak sebesar 55-65 persen, dan kadar minyak dalam tempurung sebesar 60 persen.

3.      Komposisi Kimia Minyak Kemiri
Asam Lemak
Jumlah (%)
Asam lemak jenuh
-
Asam palmintat
55
Asam stearat
6,7
Asam lemak tak jenuh
-
Asam oleat
10,5
Asam linoleat
48,5
Asam linolenat
28,5
-      










D.    Aplikasi Minyak Kemiri

Daging buah kemiri digunakan sebagai bumbu dalam jumlah yang relatif kecil. Minyak kemiri tidak dapat dicerna karena bersifat laksatif dan biasanya digunakan sebagai bahan dasar cat atau pernis, tinta cetak dan pembuatan sabun atau sebagai pengawet kayu. Minyak kemiri dapat digunakan sebagai minyak rambut dan sebagai bahan pembatik, dan juga untuk penerangan. Minyak kemiri mempunyai sifat-sifat khusus, dimana minyak ini mudah mengering bila dibiarkan di udara terbuka. Oleh karena itu minyak kemiri dapat digunakan sebagai minyak pengering dalam industri minyak dan varnish.
E.     Ekstraksi Padat-Cair

Dalam proses ekstraksi padat-cair diperlukan kontak yang sangat lama antara pelarut dan padatan. Proses ini paling banyak ditemui di dalam usaha untuk mengisolasi suatu substansi yang terkandung di dalam suatu bahan alam, sehingga yang berperan penting dalam menentukan sempurnanya proses ekstraksi ini adalah sifat-sifat bahan alam tersebut dan juga bahan yang akan diekstraksi. Maserasi adalah suatu contoh metode ekstraksi padat-cair bertahap yang dilakukan dengan jalan membiarkan padatan terendam dalam suatu pelarut. Proses perendaman dalam usaha mengekstraksi suatu substansi dari bahan alam ini bisa dilakukan tanpa pemanasan (pada temperatur kamar), dengan pemanasan atau bahkan pada suhu pendidihan. Sesudah disaring, residu dapat diekstraksi kembali menggunakan pelarut yang baru. Pelarut yang baru dalam hal ini bukan mesti berarti berbeda zat dengan pelarut yang terdahulu tetapi bisa pelarut dari zat yang sama. Proses ini bisa diulang beberapa kali menurut kebutuhan. Jika maserasi dilakukan dengan pelarut air, maka diperlukan proses ekstraksi lebih lanjut, yaitu ekstraksi fasa air yang diperoleh dengan pelarut organik. Jika maserasi langsung dilakukan dengan pelarut organik maka filtrat hasil ekstraksi dikumpulkan menjadi satu, kemudian dievaporasi atau didestilasi. Selanjutnya dapat dilakukan proses pemisahan dengan kromatografi atau rekristalisasi langsung. Salah satu keuntungan metode maserasi adalah cepat, terutama jika maserasi dilakukan pada suhu didih pelarut. Meskipun demikian, metode ini tidak selalu efektif dan efisien. Waktu rendam bahan dalam pelarut bervariasi antara 15-30 menit tetapi kadang-kadang bisa sampai 24 jam. Jumlah pelarut yang diperlukan juga cukup besar, berkisar antara 10-20 kali jumlah sampel.

Metode ekstraksi padat-cair yang berkesinambungan memerlukan waktu yang lebih lama dalam pelaksanaannya dibandingkan dengan metode ekstraksi bertahap, tetapi metode ini memiliki kelebihan bahwa hasil ekstraksinya biasanya lebih sempurna. Contoh metode ekstraksi berkesinambungan adalah perkolasi atau liksiviasi, soxhletasi dan destilasi uap air. Perkolasi adalah suatu metode yang dilakukan dengan jalan melewatkan pelarut secara perlahan-lahan sehingga pelarut tersebut bisa menembus sampel bahan yang biasanya ditampung dalam suatu bahan kertas yang agak tebal dan berpori dan berbentuk seperti kantong atau sampel ditampung dalam kantong yang terbuat dari kertas saring.
Di atas kolom diletakkan sebuah pendingin. Dengan cara ini perkolasi menjadi lebih sempurna karena proses ekstraksi dilakukan dengan pemanasan/pendidihan. Sejumlah pelarut (5-10 kali jumlah sampel) dimasukkan ke dalam labu alas bulat dan dipanaskan sampai mendidih. Pendingin akan mengkondensasi uap pelarut yang selanjutnya akan jatuh dan melewati sampel. Saat pelarut kontak dengan sampel inilah proses ekstraksi senyawa dalam sampel terjadi. Pelarut yang telah mengadakan kontak dengan sampel dan telah mengekstrak sampel akan jatuh kembali ke dalam labu alas bulat. Demikian proses berlangsung berulang-ulang sampai proses ekstraksi selesai.

Kemudian disadari bahwa alat tersebut tidak bisa memberikan hasil ekstraksi yang memuaskan karena waktu kontak antara pelarut dengan sampel tidak lama sehingga ekstraksi tidak berlangsung efektif dan efisien. Kemudian diciptakan alat Soxhlet      Kelebihan dari kedua alat tersebut adalah karena pelarut yang terkondensasi akan terakumulasi dalam wadah di mana sampel berada sehingga waktu kontak antara pelarut dan sampel berlangsung lama. Ketika tinggi pelarut dalam penampungan telah mencapai batas tertentu, maka pelarut akan meninggalkan penampungan dan masuk kembali ke dalam labu alas bulat sambil membawa zat-zat yang telah terekstrak dari sampel. Tetapi apapun alat yang digunakan, lamanya ekstraksi sangat bervariasi bergantung pada lama tidaknya zat-zat dapat terekstrak dari sampel dan terlarut dalam pelarut.
Destilasi Uap Air adalah salah satu metode yang juga termasuk dalam metode ekstraksi padat-cair yang berkesinambungan. Metode ini digunakan untuk mengekstraksi senyawa-senyawa bahan alam yang mudah menguap sehingga dapat terekstrak oleh uap air. Selanjutnya hasil destilasi yang berupa cairan, campuran antara air dan senyawa-senyawa yang mudah menguap, tersebut akan mengalami perlakuan lebih lanjut yaitu ekstraksi cair-cair menggunakan corong pisah.

F.      Proses Ekstraksi Minyak Kemiri Secara Tradisional

Cara ekstraksi minyak yang biasa dilakukan adalah dengan menjemur bijinya kemudian dipecah secara tradisional dengan menggunakan tangan atau menggunakan alat pemecah biji. Daging dikeluarkan dengan alat yang runcing. Lalu dilakukan pengepresan, dengan pengepresan dingin (cold press) dihasilkan minyak berwarna kuning, sedangkan pengepresan panas akan menghasilkan minyak yang berwarna kuning sampai coklat. Kemiri yang akan diekstrak harus digerus terlebih dahulu hingga halus, karena untuk mempermudah proses pengekstrakkan. Minyak nabati yang ada dalam buah kemiri terekstrak oleh pelarut yang digunakan, hal ini berhubungan dengan ukuran partikel yang semakin kecil sehingga memperluas bidang sentuh supaya lebih mudah terekstrak. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi ini adalah eter. Eter digunakan sebagai pelarut karena memiliki tingkat kepolaran yang relatif sama dengan minyak yang akan diekstrak yaitu sama-sama merupakan senyawa nonpolar.


G.    Proses Ekstraksi Minyak Kemiri Menggunakan Soxhlet

Estraksi minyak kemiri dengan soxhletasi merupakan ekstraksi padat-cair yang proses pelaksanaannya dilakukan secara berulang-ulang atau ekstraksi yang berkesinambungan (Continous Extraction). Dalam ekstraksi pelarut yang sama dipakai berulang-ulang sampai proses ekstraksi selesai. Proses ekstraksi dilakukan dengan terlebih dahulu merangkai seperangkat alat ekstraksi padat – cair atau soxhlet. Soxhletasi merupakan penyarian sampel secara berkesinambungan, pelarut dipanaskan hingga menguap, uap cairan pelarut terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin (kondensor) lalu turun mengekstrak sampel dalam ruang soxhlet dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon. Dalam proses ekstraksi, pemilihan pelarut yang akan digunakan sangatlah penting. Hal ini juga dapat mempengaruhi hasil yang akan didapatkan dari proses ekstraksi yang dilakukan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa minyak merupakan senyawa yang bersifat non polar sehingga dalam memilih pelarut sebaiknya menggunakan pelarut yang bersifat non polar pula. Pelarut yang digunakan dapat berupa n-heksan sebagai pelarut yang dapat mearutkan minyak dalam kemiri karena sama-sama bersifat nonpolar. Pelarut yang digunakan (n-heksan) dimasukkan dalam labu alas bulat yang dipanaskan kemudian pelarut berubah menjadi fase uap dan dengan menggunakan kondensor, pelarut yang dalam fase uap tadi berubah menjadi fase cair dan akan jatuh menetesi sampel. Pada proses ini terjadi proses ekstraksi oleh pelarut dimana pelarut akan mengekstrak minyak yang ada pada sampel. Pelarut yang mengikat minyak lama kelamaan akan memenuhi sifon dan jika sifon telah terisi oleh pelarut sampai penuh maka pelarut akan jatuh kembali pada labu alas bulat bersama ekstrak sampel. Proses ini dinamakan satu kali ekstraksi, dan demikian proses ekstraksi oleh pelarut ini terjadi secara berulang-ulang. Semakin banyak frekuensi ekstraksi yang dilakukan maka semakin banyak pula minyak yang akan terekstrak dari sampel kemiri.


Proses sirkulasi ekstraksi dapat dilakuakn secara berulang-ulang, misalnya sebanyak dua atau dua belas kali ekstraksi. Setelah ekstraksi telah selesai dilakukan, dilanjutkan dengan proses penguapan dimana proses ini dimaksudkan untuk memisahkan minyak yang diperoleh dari pelarut. Proses ini dapat disenut proses destilasi. Proses penguapan ini dilakukan dengan memanaskan pelarut yang telah bercampur dengan minyak sehingga pelarut yang mempunyai titik didih lebih rendah ini akan menguap sehingga pelarut akan terpisah dari minyak. Untuk proses penguapan pelarut, alat soxhlet digunakan untuk menguapkan pelarut dari ekstrak. Setelah dilakukan proses penguapan, dapat langsung menghitung berapa banyak minyak yang didapatkan dari proses ekstraksi ini. Diketahui pada suatu percobaan, dari hasil penimbangan ekstrak minyak kemiri yang diperoleh sebanyak 8,97 gram dan efisiensi kadar minyak kemiri yang diperoleh dari 50 gram sampel (kemiri) sebanyak 17,94 % (Raharjo, 2010).


Cara kerja :
  • Sebanyak 50 g kemiri yang sudah dipotong-potong dibungkus dengan kertas saring dan diikat dengan benang.
  • Siapkan dan rangkaikan seperangkat alat soxhlet.
  • Masukkan n-heksan sebanyak dua kali sirkulasi (60% isi labu) dan batu didih ke dalam labu soxhlet.
  • Masukkan kemiri yang telah dibungkus kertas saring ke dalam alat soxhlet.
  • Lakukan ekstraksi berkesinambungan ini selama dua jam.
  • Ekstrak yang diperoleh diuapkan dengan rotary vacuum evaporator untuk menghilangkan pelarut.
  • Timbang minyak yang diperoleh dan masukkan ke dalam botol yang telah disiapkan.

 ekstraksi minyak kemiri dengan pelarut heksan pada alat soxhlet.






Dapus : (dapusnya masih acak acakan, tlong dibenerin ya)

Rosman, R., Djauhariya, E., 2010. Status Teknologi Budidaya Kemiri, 10 :12.

Sudjadi, Drs. 1986. Metode Pemisahan. UGM Press : Yogyakarta

Pratiwi, Diah I. 2014. Laporan Praktikum Soxhletasi minyak.
http://diahindahpratiwi.blogspot.com/. Diakses pada 10 Juni 2014 pukul 20.38 WIB.
Fessenden,Ralf J,1999. Kimia organik. PT Erlangga : Jakarta

Sarker Satyajit, Nahar Lutfuh. 2009. Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Alimin, Muh. Yunus, Irfan Idris. Kimia Analitik. Makassar. Alauddin Press: 2007
Day, R.A dan Underwood, Al. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga. 1986

Rahma, Rizka Aulia. 2012. Ekstraksi Soxhlet. https://rizkaauliarahma.wordpress.com. Diakses pada10 Juni 2015 pukul 20.41 WIB.

Raharjo, R.Alip. 2010. Laporan Ekstraksi Soxhlet. Pendidikan Kimia, Universitas Haluole. .....

Karimah, mawadatul. 2012. Ekstraksi padat cair minyak kemiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar